Tugas Bahasa Indonesia
Naskah Drama
“Seandainya Kau Tahu”
SMPN 8 Malang
“Seandainya Kau Tahu”
Setting 1
Pada suatu malam Silva memberikan undangan
pengambilan raport kepada ayahnya, namun ayahnya acuh tak acuh kepada Silva.
Silva :
“Yah, besok ada undangan pengambilan raport bagi wali murid,
Ayah
datang ya?.”
Ayah : “Ahh,
kamu ini anak sukanya ngrepotin aja! Gak tau apa ayah
Capek cari uang buat kamu!” (dengan nada emosi)
Silva :
“Tapi yah...”
Ayah :
“Udah-udah,ayah capek mau tidur.” (pergi
ke kamar)
Silva
terduduk lemas, ia mengira mungkin Ayahnya memang sibuk, ia pun mengira mungkin
ibunya bisa datang pada pengambilan raport tersebut.
Ibu : (membuka pintu dan tak menghiraukan silva
yang duduk lemas )
Silva :
“Ibu, ini ada undangan pengambilan raport, Ibu datang ya?”
Ibu : “Ibu tidak bisa nak, besok ada meeting ke luar kota, kan ada
Ibu : “Ibu tidak bisa nak, besok ada meeting ke luar kota, kan ada
Ayahmu?”
Silva : “Lho
? tapi ayah juga nggak bisa bu,”
Ibu :
“Mana ayahmu sekarang?” (emosi dan
mencari ayah)
Silva : “Itu
di kamar”
Ibu : (menghampiri ayah di kamar) “Ayah ini,
ngambilin raport anaknya saja gak
sempat”
Ayah : (terbangun) “Baru pulang udah
ngomel-ngomel, ibu juga sama
saja, kerjanya
meeting terus ke luar kota”
Ibu : “Aku
kan melakukan ini buat keluarga kita yah!”
Ayah :
“Emang ibu pikir ayah kerja buat siapa? Buat keluarga kita kan?”
Silva : (menghampiri) “Sudahlah nggak usah
bertengkar! Udah nggak pernah di
rumah, bertengkar terus! Aku capek yah, bu!”
Silva pun meninggalkan ayah dan ibunya.
Setting2
Di sekolah, Silva bertemu dengan
sahabatnya, Natasya.
Tasya : “Hai sil, gimana hasil raportmu? Siapa yang
ngambil?”
Silva : “Udahlah Nat, gak usah bahas masalah itu!”
Tasya : “Lho? Kenapa? (menatap wajah silva)”
Silva : (tersenyum) “Gak papa, eh aku boleh gak
nanti malem menginap di
rumahmu?”
Tasya : “Gak papa, kebetulan juga ada saudaraku yang
seumuran sama kita.”
Silva : “Wah, bagus tuh! Ke kantin yuk, Nat!”
Tasya : “Ayuk!”
Setting3
Sesampainya di rumah Natasya.
Tasya : “Sil, kenalin ini saudaraku , namanya Eka”
Silva : “Hai aku silva”
Eka : “Aku Eka”
Silva dan Eka saling memandang gelang yang di pakainya.
Silva
dan Eka : “ Gelang itu!”
Silva : “Putri?”
Eka : “Fara?”
Tasya : “Lho? Kalian udah saling kenal?” (bingung)
Eka : “Dia sahabatku waktu kecil, aku uda lama
sekali enggak bertemu karena aku
pindah
rumah”
Tasya : “Oh, jadi gitu, yaudah deh bagus kalo gitu.
Ka,silva mau nginap disini loh.”
Eka : “Wah, tambah seru dong, tapi kenapa?”
Silva : “Kenapa apanya?”
Eka : “Maksud ku kenapa kamu menginap disini?”
Silva : “Sebenarnya aku menginap disini karena ibu
dan ayahku bertengkar,
pulangnya juga malem terus. Aku bosan di rumah suram itu!”
Eka : “Wah kebetulan dong, kita bisa main
sepuasnya”
Tasya : “Kok gitu sil? Aku pikir kamu cuma mau main
aja, ternyata kamu punya
masalah, kenapa kamu enggak cerita?”
Silva : “Aku gak suka membahas itu lagi”
Eka : “Tau nih Natasya gak asik banget, malah di
bahas lagi”
Silva : “Tau tuh!”
Tasya : “Lho? Kok marah semua ke aku sih?”
Eka : “Daripada kayak gini mending kita
jalan-jalan ke mall aja”
Silva : “Setuju, biar kita bisa refresing sedikit.”
Setting4
Silva,Eka,dan Natasya pun pergi ke mall untuk
menghilangkan penat yang ada di hatinya.
Tasya : “Keliatannya di situ barangnya bagus-bagus, kesana yuk!” (menggandeng ke
toko aksesoris)
Eka : “Eh, Sil, Nat, kalung ini
bagus ya! Aku jadi pingin deh”
Tasya : “Tapi kita kan nggak bawa
uang?”
Silva : “Udahlah, kalian tenang aja! (berkata lirih) “Barang jelek, liat-liat
yang
lain aja yuk!“ (memasukkan kalung tersebut ke sakunya)
Tasya : ”Silva! (terkejut) apa
yang kamu lakukan?”
Satpam: “Kalian ambil apa itu” (berteriak)
Tasya : “Ambil kalung pak!”
Silva dan Eka : “Nat! (sambil
melotot) Lari!”
Tasya : “Lari kemana?” (bengong)
Satpam:
“Mau lari kemana kamu?” (menangkap
Natasya)
Tasya : “Saya nggak lari, Pak.”
Satpam: “O
iya ya, kamu nggak lari” (garuk-garuk
kepala)
Tasya : ”Gimana pak, jadi nangkep saya nggak pak?”
Satpam: “Sudah
kamu tunggu sini, saya mau ngejar temanmu yang tadi!”
Tasya : ”Iya pak, jangan lama-lama ya,
semoga cepat menemukan teman-teman saya“
Satpam: (lari mengejar )
Beberapa saat kemudian.
Satpam: ”Hayo
mau lari kemana lagi kalian?”
Eka : ”Gak tau pak, yang penting
kabur.”
Satpam: ”Jangan
banyak bicara ikut saya ke kantor!”
Silva : “Nggak mau!”
Eka : ”Ya udah deh Sil, kita ikut
aja ke kantor.“
Setting 5
Saat
di kantor, pak satpam menelfon kedua orang tua Silva.
Satpam: ”Selamat
pagi, apakah benar ini orang tua dari Silva?”
Ibu : ”Iya benar, dengan siapa
ini?”
Satpam:
“Kami pihak security mall melaporkan anak ibu terlibat dalam aksi pencurian
di toko aksesoris.”
Ibu : “Oh, benarkah? Yasudah tidak
apa-apa. Nanti saja ya pak, saya sedang ada
meeting. Telfon suami saya saja ya!” (Telfonnya pun dimatikan)
Satpam:
“Astagfirullah, ibu macam apa ini!”
Eka : “Ibu macam-macam pak.”
Satpam:
“Sekarang saya akan telfon bapak kamu. Selamat pagi, apakah benar ini
orang tua dari Silva? Kami dari pihak
security melaporkan anak bapak
terlibat dalam aksi pencurian di toko
aksesoris.”
Ayah : “Maaf pak, saya lagi di luar
kota. Saya serahkan kasus ini pada bapak. Sekian
dan terima kasih.”
Silva : “Percuma pak anda menelfon
orang tua saya, mereka tidak ada yang peduli
dengan saya.” (wajah memelas dan sedih)
Satpam:
“Kasihan sekali ya hidup kamu, saya ikut prihatin.”
Silva : “Tapi teman saya mana pak?”
Satpam: “Teman
kamu yang mana?”
Silva : “Yang pake kacamata tadi pak.”
Satpam: “Oh
iya saya lupa, saya jemput dulu temanmu, kalian tunggu disini.”
Eka : “Baiklah pak.”
Setting 6
Pak
Satpam segera mencari Natasya.
Tasya : “Lama sekali sih pak?”
Satpam:
“Maaf, saya tadi masih lupa,sekarang saya sudah ingat.”
Tasya : “Ya sudah sekarang pertemukan saya dengan teman-teman saya.”
Satpam:
“Baiklah, ikut saya”
Setting 7
Di
kantor.
Satpam:
“Baiklah sekarang kalian boleh pulang”
Tasya : “Kami tidak jadi dihukum pak?”
Satpam:
“Dikarenakan kondisi kalian yang memprihatinkan,jadi saya hapuskan
hukuman untuk kalian.”
Eka : “Ciyus pak?”
Satpam: “Baiklah,
cepat pulang dan bertobatlah.”
Silva : “Insyaallah pak, jika tidak lupa.”
Setting 8
Saat
pulang dari Mall, Silva langsung menuju rumah.
Ibu : “Tadi ibu dapat telefon dari
security Mall, katanya kamu habis mencuri ya?”
Silva : “Memangnya kenapa? Ibu masih
peduli sama aku?”
Ibu : “Ibu kan tanya baik-baik,
kenapa kamu jawab kayak gitu?”
Ayah : “Lihat kelakuan anakmu itu bu,
sudah salah masih saja membela diri!”
Ibu : “Itu kan anak ayah juga!”
Ayah : “Terserah ibu apakan anak itu,
ayah sudah lelah menanganinya!”
Ibu : “Kamu memang anak yang
keterlauan!” (akan menampar)
Tiba-tiba pak ustad datang.
Ustad : “Astagfirullah, istighfar bu. Ibu kan memakai kerudung gak pantas
sama
kelakuannya. Mungkin ini
hanya terjadi kesalah pahaman saja, sudahlah
jangan emosi bu.”
Ibu : “Tapi pak..”
Ustad : “Sudah bu, anak ibu sesungguhnya hanya ingin
perhatian dari ibu. Anak mana yang ingin
kehilangan perhatian dari ibunya? Tidak ada kan? Jika sampai anda tidak
memperhatikan anak anda sendiri, mengapa anda bahagia sebelum ia lahir di
dunia. Sesungguhnya di dalam kandungan, anak sudah sering berkomunikasi dengan
ibunya.”
Ibu : “Anak ini sudah keterlaluan
pak ustad.”
Ustad : “Justru itu, ia berbuat seperti ini karena ingin anda perhatikan.
Coba
renungkan
jika anda sudah memperhatikannya sejak dulu. Apakah ia akan keterlaluan?”
Ibu : (diam, menunduk, dan merenung)
Ustad : “Yasudah, saya pamit pulang dulu Assalamualaikum.”
Ibu dan Ayah : “Walaikumsalam.”
Ustad : “Dadah, sampai jumpa, semoga menjadi keluarga yang sakinah,
mawadah,warohmah.”
Ayah : “Pak ustad ada-ada saja.” (geli)
Ibu : “Nak ibu sadar selama ini
kita memang tidak ada waktu dengan mu,
maafkanlah kami ya nak, ibu janji tidak akan
mengulanginya lagi.”
Silva : “Nggak usah minta maaf!” (meninggalkan rumah)
Ibu : ”Silva.......!!!!!!!!!!“ (sambil menangis)
Setting 9
Keesokan harinya ibu dan ayah pergi ke
rumah pak ustad.
Ayah : ”Assalamualaikum” (mengetuk pintu)
Ustad : ”Waalaikumsalam. Siapa?
Ayah : ”Kami pak.”
Ustad : ”Kami siapa?”
Ayah : ”Orang tua dari Silva.”
Ustad : ”Silahkan masuk. Ada masalah apa lagi pak?”
Ayah : ”Anak kami kabur dari rumah
lagi dan tidak mau memaafkan kami.”
Ustad : ”Mengapa bisa seperti itu?
Ayah : ”Kami juga tidak tahu pak.
Lalu kami harus bagaimana?”
Ustad :”Biarkan dia menenangkan dirinya dulu, setelah itu barulah kita ajak
bicara
baik-baik.
Bapak dan ibu juga jangan lupa mendekatkan diri pada yang diatas.”
Ibu : “Ha? Maksudnya genteng pak?”
Ustad : “Masyaallah, saya khilaf.
Maksud saya kepada Allah SWT bu.”
Ibu : “Ooo, begitu pak.”
Ayah : “Ibu ini malu-maluin aja!”
Ibu : “Hehe, maaf.”
Ustad : “Yasudah sebaiknya bapak dan
ibu pulang dulu, segera ambil air wudlu dan
dekatkan diri padaNya, insyaallah ada
jalan."
Ibu : ”Ya pak, terima kasih atas
bantuannya.”
Ayah : ”Assalamualaikum.”
Ustad : ”Waalaikumsalamwarahmatullahiwabarokatuh.”
Setting 10
Di rumah Natasya.
Eka : “Sil, apakah kamu tidak
kasihan dengan orang tuamu?”
Silva : “Buat apa ?”
Tasya : “Buat oleh-oleh.”
Eka : “Haduuuh, kamu ini gimana sih
Nat? Aku ini serius.”
Silva : “Aku mau tetap disini saja.”
Silva : “Aku mau tetap disini saja.”
Tasya : “Lho? Nanti kalau kamu disini
terus jatah makanku berkurang.”
Eka : “Udah lah sil, kasihan orang
tuamu, mending kamu maafin orangtuamu.”
Tasya : “Kenapa sih kamu gak mau
maafin mereka?”
Silva : “Aku malu, karena udah lama
gak pulang”
Eka : “Ya udah deh nanti kita bantu
ngomong ke orang tuamu.”
Silva : “Yaudah deh aku mau kalo
gitu.”
Setting 11
Kemudian
mereka bertiga ke rumah Silva, mengantarkan Silva untuk meminta maaf pada orang
tuanya.
Silva : “Ibuu... aku minta maaf atas
kesalahanku, aku khilaf bu, aku tak akan
mengulanginya lagi”
Ibu : “Baiklah nak, ibu juga
meminta maaf, ibu mengaku salah kemarin”
Ayah : ”Ayah juga minta maaf, ayah dan ibu janji
akan lebih memperhatikan kamu
lagi.”
Eka : “Aku terharu ,Nat.”
Tasya : “Aku tidak terlalu.”
Eka : “Natasya!” (geram)
Tiba-tiba
lewatlah Pak Ustad di depan rumah mereka.
Ustad : “Alhamdulilah, memang
beginilah jalan Allah. Akan indah pada waktunya.”
Tamat
The end
Thanks, contoh naskah drama diatas sangat membantu sekali.
BalasHapussama-sama semoga bermanfaat :)
BalasHapusizin copas ya buat tugas sekolah ..
BalasHapusMakasih :)
Iya Asti, semoga bermanfaat :)
Hapusizin copas ya buat tugas sekolah ..
BalasHapusMakasih :)
boleh copas y untuk pertunjukan..
BalasHapusThank's:)
iya Ellen, semoga bermanfaat :)
HapusIzin copas buat pentas disekolah.Makasih.
BalasHapusiya kak, silahkan semoga sukses
HapusMantap kakak,berkat cerita kaka,saya juara drama di sekolah
BalasHapus