LIRIK LAGU PERCAYALAH
- LAST
CHILD
Ujian
hidup yang selalu menerpamu
Kita
mulai pada bait pertama. Subhanallah, Ya Allah sungguh Maha Besar Engkau
berikanku ujian, dan sungguh ini tidak mungkin di luar kemampuanku.
Ya
allah memanglah selalu beri ujian hidup, kawan…
Tapi
ingatlah ini untuk kenaikan tingkat.. sebagaimana di sekolah kita
Yang berjuang untuk hidup yang hanya sementara
Selanjutnya,
bait kedua ini. Banyak pelajaran yang aku ambil darinya. Hidup itu semuanya
sementara. Sungguh sementara. Kalaupun selama ini kita berjuang maka perjuangan
itu hanya sementara. Sekali lagi hanya sementara. Dunia hanya sementara. Oh,
Allah… betapa aku suka terlena dan terlupa dengan duniaMu ini yang indah namun
sementara. Ampunilah aku…
Rasa perihnya hujan di hatimu
Bait
ketiga. Memanglah perih wahai Tuhanku Yang Maha Cinta. Ketika fitrah rasa itu
Kau kasihkan kepada kami. Sungguh, jika ini perih maka aku katakana perih pula.
Hujan ini gerimis, barusan saja. Sekali lagi perih.
Yang diberikan oleh rasa yang hanya sementara
Yang diberikan oleh rasa yang hanya sementara
Kita hidup
di dunia yang penuh tanda tanya
Selanjutnya,
betapa bait ini mengungkapkan rasa yang sekarang ada. Penuh tanda tanya Tuhan…
Bukan hanya sekedar seperti bait lagunya Ayu Ting-ting itu. Dimana, Kemana,
ataupun Siapa? Lebih dari itu Allah Tuhanku Yang Maha Bijaksana, bahwasannya
terkadang aku bertanya-tanya mengapa begini, kenapa harus sperti ini. Oh,
hidupku. bisakah kau kembalikan ayahku? Kami terkadang harus mengakui
bahwasannya sungguh sulit hidup tanpa laki-laki (ayah)
Wahai
Ilahi Rabbi Tuhan Kami Yang Maha Kasih…
Sungguh
ini penuh tanda tanya, dan hanya Kau seorang yang tahu mengapa seperti ini.
Kami sedang berusaha ikhlas Ya Rabbul ‘Izzati
Yang tak mungkin kau ubah dan terpaksa mengikutinya
Sungguh
memang bait ini kembali buat mata mulai berkaca. Ya Allah, ini aturanMu dan
kami adalah hambaMu, kami patuh Ya Allah…
Hanya
saja, memanglah ini tak mungkin aku ubah, bahkan aku tidak bisa terpaksa
mengikutinya. Bahwa Allah itu MAHA CINTA
Kita berada di antara benar atau salah
Sungguh
benarlah Last Child menyenandungkan bait yang satu ini. Sebagaimana dalam
Alquran sebagai mukjizat dari kenabian Rasul Muhammad Saw. Bahwa Allah telah
pilihkan dua jalan yang benar dan salah. Kemudian DIA serahkan pilihan itu pada
diri kita masing-masing..
Oh,
indahnya, temaram malam penuh air mata ini. Aku bersyukur
Yang tak mungkin dapat kau ukur dengan rasa
Benar
dan salah itu tidak dapat diukur melalui rasa saja. Memanglah kita diberikan
nafsu olehNya tapi kita juga diberkahi akal agar dapat menentukan pilihan tadi
yang tidak hanya berasaskan pada rasa semata, tetapi juga haruslah dengan
aturan yang sudah dibuat olehNya. Sungguh terlalu indah hidup yang terlampaui
sementara ini. Ya Allah aku kembali teringat firmanMu yang Kau ulang hingga 32
kali dalam Surah ArRahman.
Ampunilah
aku Ya Allah, nikmatMu mana lagi yang bisa aku dustakan???
Maka,
di reff lagu yang menjadikan bulir-bulir gerimis hati malam ini, adalah:
Berdoalah,
sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu
Dia ‘kan menjawabnya
Percayalah, dia kan menunjukkan kasihnya kepadamu
Melalui jalannya, percayalah
Sungguh,
jalanMu itu wahai Tuhan Seluruh Alam yang buat aku terkadang menangis. Kadang
tak kuat aku pikul sendiri. Sadar kembali, aku tak pernah dan tak akan sendiri
jika ENGKAU selalu ada di hatiku. Dalam langkah, dan ridho mama yang selalu aku
pinta Kau mudahkan setiap harinya.
Sunggu
Allah, aku percaya…
Wahai kamu yang tak seperti mereka
Wahai kamu yang tak seperti mereka
Memanglah
Allah jadikan kita semua berbeda, jika sama apalah arti hidup yang
sesungguhnya. Saling melengkapi. Aku memang berbeda dengan kamu, dia ataupun
mereka. Biarlah perbedaan kita jadi wadah Rahmat Allah yang semoga selalu ada
dalam curahan ukhuwah kita selamanya sampai ke surga. Aamiin.
Yang terlihat cerah menjalani hidupnya
Ya
begitulah hidup … hidup ya begitulah… jika tidak begitu, maka begini. Jika
tidak benar, maka itu salah. Sungguh Allah serahkan pilihan itu pada kita.
Pandangan hidup yang selalu lihat ke atas saja
Terkadang
memang melihat ke atas itu pernah terbersit dalam lintasan pemikiran hamba yang
masih pada masa pendewasaan diri wahai Tuhanku Allah ‘Azza wa Jalla yang tak
pernah melupakanku, maka akulah yang terkadang lupa kepadaMu. Maka, hanya
dengan ampunaMu itulah aku beruntung..
Melihat
ke atas, silau. Apalagi kalau di siang hari, ketika matahari sedang naik ke
peraduannya. Sungguh silau mata ini. Begitulah, bahwa pernah aku baca buku
bahwa Allah juga bisa cemburu ketika kita lebih perhatian kepada makhlukNya,
padahal DIAlah Sang Kholik. Sungguh, ampunilah aku Ya Rabb…
Astaghfirullah…
Jadi pemicu keinginan yang tiada habisnya
Manusia
diberi nafsu seperti binatang, tapi dia lebih tinggi derajatnya karena juga
dianugerahkan akal. Sungguh manusia itu seharusnya bisa lebih tinggi derajatnya
daripada malaikat sekalipun, karena kita dibeeri cobaaan melalui syahwat. Rasa
itu pemicu ingin yang tiada habisnya. Wahai Allah, ampunilah kami…
Terakhir,
sungguh aku hanya sedang merenung. Betapa sayangnmya Allah kepadaku, lebih dari
sayang siapapun. Apapun yang digariskan itu adalah yang terbaik, dan maka dari
itu aku simak kembali bait lagu ini dan lagi tetes air dari pelupuk mata jatuh
entah sebagai apa:
Bersujudlah, akui pada Tuhan semua kelemahanmu
Bersujudlah, akui pada Tuhan semua kelemahanmu
Dia ‘kan menguatkannya
Memohonlah, Dia kan memberikan yang terbaik untukmu
Melalui caranya, percayalah
Percayalah
fauziah muslimah, bahwa cara Allah untuk berikan yang terbaik untukmu itu
berbeda dari jalan pikiranmu yang masih dalam tahap pendewasaan itu. Sungguh
Allah itu Maha Kuat, dan kamu hambaNya sujudlah, akui LEMAHnya kamu. Sekali
lagi ALLAH itu MAHA KUAT, sayang…
Berdoalah,
sampaikan pada Tuhan semua keluh kesahmu
Dia ‘kan menjawabnya
Percayalah, dia kan menunjukkan kasihnya kepadamu
Melalui jalannya, percayalah
Biarlah
Allah yang menjawab kemudian perihal hidup yang penuh tanda tanya ini. Semoga
aku senantiasa disadakan ketika lupa, dibangunkan ketika tertidur, dan
senantiasa diberi kemampuan dan kesempatan untuk meraih CINTA dan RIDHO orang
tua tunggalku, MAMA. Semoga…
Aku
percaya, Ya Allah…
Ampunilah
aku…
Bersujudlah, akui pada Tuhan semua kelemahanmu
Dia ‘kan menguatkannya
Memohonlah, Dia kan memberikan yang terbaik untukmu
Melalui caranya, percayalah
Bersujudlah, akui pada Tuhan semua kelemahanmu
Dia ‘kan menguatkannya
Memohonlah, Dia kan memberikan yang terbaik untukmu
Melalui caranya, percayalah
Tidak ada komentar :
Posting Komentar